Rabu, 04 Februari 2009

Arti Seorang Sahabat

Kenapa disaat terjatuh kita ingin seseorang memeluk kita atau sekedar menemani kita? Mengapa juga ketika disakiti kita inginkan seseorang untuk tempat kita mengadu?

Mungkin kita akan menjadi sakit kembali ketika melihat atau mendengar seseorang yang kebetulan mirip dan dekat dengan orang yang pernah melukai kita. Adakalanya dengan ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan pernah percaya dan mencintai siapapun lagi Kitapun merasakan senang jika ada seseorang yang selalu disisi kita saat sedih maupun saat senang.

Seseorang yang selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman kita Yang mengerti, yang memahami dan menerima kita apa adanya.

Beberapa dari kita menyebutnya sahabat perjalanan hidup Sebagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan Bagi yang romantis menyatakan kekasih hati.Teruntuk yang telah menikah mengakui bahwa Tuhan menciptakannya agar kita tidak merasa kesepian. Sejauh mana beda dari semua itu?

Kenapa bersahabat?
Benarkah hidup terlalu keras untuk dijalani seorang diri?
Atau karena kita ingin menumpahkan rasa sayang dan cinta yang ada dalam hati?
Mungkinkah karena kita memiliki sesuatu yang sejalan hingga kita menyamakan orang lain dengan apa yang kita rasakan?

Sungguh! Betapa sulit mencari sahabat diwaktu kita tengah kesusahan. Dan benarlah betapa mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam kegembiraan kita

Memang....kita semua begitu tidak menyukai penderitaan, meski kita tahu tidaklah mungkin bisa lepas darinya. Meski kita semua tahu hidup hanyalah ritme bergantian antara kesedihan dan kesenangan.Walau kita sadar kebahagiaan hanya milik orang-orang yang pernah menderita dahulu .Dan tiap orang pastilah punya arti sendiri dalam memaknai penderitaan dan kebahagiaan

Siapa yang kau anggap sahabat?
Apakah seseorang yang tiada pernah menyakitimu?
Mungkinkah seseorang yang tidak akan pernah meninggalkanmu?
Betulkah seseorang yang kamu memutuskan untuk mempercayainya?
Atau seseorang yang tidak pernah mengatakan kebaikannya padamu?

Seumpama kita bisa mendengar hati orang lain dan memang benar mau mendengar?
Tak pernah ada yang mempunyai cita-cita untuk jadi orang jahat dan hidup tidak berbahagia.Seandainya kita bisa melihat dan memang benar mau melihat?
Ketika seseorang tengah tertidur pulas Kita akan bisa untuk lebih berfikir beberapa kali sebelum berani sekedar berprangsangka keji apalagi untuk menyakitinya.. Tetapi kenapa itu terkadang terpaksa harus?

Disaat kita tiba-tiba merasa peduli dengan seseorang, kita seolah bisa merasakan apa yang sedang menjadi bebannya dan kita ingin meringankannya. Namun terkadang kita sangat acuh kepada seseorang yang benar-benar membutuhkan kita.

Apa yang kita cari?
Untuk siapa dan untuk apa kita di ciptakan didunia ini?
Apa beda kita dengan orang lain?

Sedalam kelemahan kita harusnya kita lebih sering berkata "maaf" dibanding "aku' jika kita memang manganggapnya sahabat.Setinggi keinginan kita harusnya kita lebih berbahagia berkata "aku tidak mau merepotkanmu" dibanding "mengertilah diriku" jika kita telah mengerti bahwa dia sahabat kita.

Membayangkan kita berbahagia sendiri sedang sahabat-sahabat kita kesusahan haruskah kita makan dan tidur dengan tenang?
Mungkin lebih baik semua sahabat telah berbahagia dan kita turut berbahagia meski itu harus berbohong demi perasaan itu.
Karena surga masih terlalu luas untuk semua ini, kenapa tidak berbagi?

Bertahanlah, karena sahabatmu adalah semua yang pernah hadir dalam hatimu. Berterimakasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah membentukmu hingga kamu menjadi seperti sekarang ini.Bersiaplah, karena kamu akan masih kehilangan banyak sahabat untuk menemukan sahabat-sahabat baru sepanjang perjalannan hidupmu.

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan,
tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya, ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil
mendapatkannya.

Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ??
Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa memberikan apa-apa ??

MEREKALAH SAHABAT ANDA
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.
Kenapa disaat terjatuh kita ingin seseorang memeluk kita atau sekedar menemani kita? Mengapa juga ketika disakiti kita inginkan seseorang untuk tempat kita mengadu?
>
> Mungkin kita akan menjadi sakit kembali ketika melihat atau mendengar seseorang yang kebetulan mirip dan dekat dengan orang yang pernah melukai kita.
> Adakalanya dengan ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan pernah percaya dan mencintai siapapun lagi Kitapun merasakan senang jika ada seseorang yang selalu disisi kita saat sedih maupun saat senang.
>
> Seseorang yang selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman kita Yang mengerti, yang memahami dan menerima kita apa adanya.
>
> Beberapa dari kita menyebutnya sahabat perjalanan hidup
> Sebagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan
> Bagi yang romantis menyatakan kekasih hati
> Teruntuk yang telah menikah mengakui bahwa Tuhan menciptakannya agar kita tidak merasa kesepian
> Sejauh mana beda dari semua itu?
>
> Kenapa bersahabat?
> Benarkah hidup terlalu keras untuk dijalani seorang diri?
> Atau karena kita ingin menumpahkan rasa sayang dan cinta yang ada dalam hati?
> Mungkinkah karena kita memiliki sesuatu yang sejalan hingga kita menyamakan orang lain dengan apa yang kita rasakan?
>
> Sungguh! Betapa sulit mencari sahabat diwaktu kita tengah kesusahan
> Dan benarlah betapa mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam kegembiraan kita
>
> Memang….kita semua begitu tidak menyukai penderitaan, meski kita tahu tidaklah mungkin bisa lepas darinya
> Meski kita semua tahu hidup hanyalah ritme bergantian antara kesedihan dan kesenangan
> Walau kita sadar kebahagiaan hanya milik orang-orang yang pernah menderita dahulu
> Dan tiap orang pastilah punya arti sendiri dalam memaknai penderitaan dan kebahagiaan
>
> Siapa yang kau anggap sahabat?
> Apakah seseorang yang tiada pernah menyakitimu?
> Mungkinkah seseorang yang tidak akan pernah meninggalkanmu?
> Betulkah seseorang yang kamu memutuskan untuk mempercayainya?
> Atau seseorang yang tidak pernah mengatakan kebaikannya padamu?
>
> Seumpama kita bisa mendengar hati orang lain dan memang benar mau mendengar?
> Tak pernah ada yang mempunyai cita-cita untuk jadi orang jahat dan hidup tidak berbahagia
> Seandainya kita bisa melihat dan memang benar mau melihat?
> Ketika seseorang tengah tertidur pulas Kita akan bisa untuk lebih berfikir beberapa kali sebelum berani sekedar berprangsangka keji apalagi untuk menyakitinya.. Tetapi kenapa itu terkadang terpaksa harus?
>
> Disaat kita tiba-tiba merasa peduli dengan seseorang, kita seolah bisa merasakan apa yang sedang menjadi bebannya dan kita ingin meringankannya
> Namun terkadang kita sangat acuh kepada seseorang yang benar-benar membutuhkan kita
>
> Apa yang kita cari?
> Untuk siapa dan untuk apa kita di ciptakan didunia ini?
> Apa beda kita dengan orang lain?
>
> Sedalam kelemahan kita harusnya kita lebih sering berkata “maaf” dibanding “aku’ jika kita memang manganggapnya sahabat
> Setinggi keinginan kita harusnya kita lebih berbahagia berkata “aku tidak mau merepotkanmu” dibanding “mengertilah diriku” jika kita telah mengerti bahwa dia sahabat kita
>
> Membayangkan kita berbahagia sendiri sedang sahabat-sahabat kita kesusahan haruskah kita makan dan tidur dengan tenang?
> Mungkin lebih baik semua sahabat telah berbahagia dan kita turut berbahagia meski itu harus berbohong demi perasaan itu
> Karena surga masih terlalu luas untuk semua ini, kenapa tidak berbagi?
>
> Bertahanlah, karena sahabatmu adalah semua yang pernah hadir dalam hatimu
> Berterimakasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah membentukmu hingga kamu menjadi seperti sekarang ini
> Bersiaplah, karena kamu akan masih kehilangan banyak sahabat untuk menemukan sahabat-sahabat baru sepanjang perjalannan hidupmu.
>
> Dan berdo’alah semoga semua sahabat bisa berkumpul bersama di surga nanti……

1 komentar:

Penantian Yang Tak Pasti mengatakan...

hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii